Tag

,

“Gue udah pusing nih sama masalah yang gak selesai-selesai, gue ke psikiater kali ya? Atau psikolog?”

Emang psikolog dan psikiater itu beda? Bukannya sama aja ya?! Psikiater sama psikolog itu sama ah…”

picture1

Pertanyaan maupun pernyataan tentang Psikolog dan Psikiater ini kerap muncul dalam percakapan sehari-hari. Banyak yang menganggap psikolog itu sama dengan psikiater. Faktanya, meski seringkali bekerjasama dalam menjalankan profesinya, Psikolog bukanlah Psikiater dan Psikiater bukanlah Psikolog. Namun begitu, bukan berarti kedua profesi ini bertolak belakang, karena memang ada persamaan-persamaan sehingga membuat masyarakat berpikir bahwa Psikolog = Psikiater.

Jika kita tilik, Psikiater dan Psikolog adalah profesi yang sama-sama menangani permasalahan manusia. Secara khusus, picture8kedua profesi ini bekerja untuk menangani kesehatan (well-being) insan yang sedang bermasalah, yang secara disadari maupun tidak disadari dapat mempengaruhi kesehatan mental atau tingkah laku yang sifatnya sangat bervariasi. Kedua profesi ini pun dapat melakukan penelitian tentang gangguan mental, psikoterapi, dan konseling, serta membantu insan-insan untuk mempertahankan, meningkatkan, dan mengendalikan kemampuan mereka dalam mengelola fungsi fisik, emosi, intelektual, sosial, dan interpersonalnya.

Jadi berdasarkan tugas umum, memang kedua profesi ini dapat dikatakan serupa, mirip, ataupun kembar J. Namun sebagaimana kita tahu, sekalipun kembar identik, seseorang tetap memiliki perbedaan dengan kembarannya. Begitu pula Psikolog dan Psikiater. Mari kita bahas aspek demi aspek…

Pendidikan

Psikiater adalah individu yang mengikuti program S1 di Fakultas Kedokteran Umum, kemudian mengambil Program Pendidikan Profesi Kedokteran yang dilanjutkan dengan Program Spesialisasi Kejiwaan atau Psikiatri.

Sedangkan Psikolog adalah individu yang mengambil S1 di Fakultas Psikologi lalu lanjut ke Program Pendidikan Profesi Psikologi.

Wadah Keprofesian

Berdasarkan latar belakang pendidikannya, maka wadah keprofesian seorang psikiater adalah IDI (Ikatan Dokter Indonesia), sedangkan psikolog memiliki HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) sebagai organisasi profesinya.

Wewenang dan Kompetensi

Selain mempelajari aspek psikologis, titik berat psikiater dalam menghadapi pasien adalah fungsi fisiologis yang abnormal pada pasien. Psikiater pun memiliki kompetensi untuk melakukan intervensi fisik terhadap pasien, contohnya pada pasien depresi, obsesif kompulsif, skizofrenia, ketergantungan NAPZA, dll., psikiater dapat memberikan obat-obatan demi kepentingan perawatan dan penyembuhan pasien. Berbeda halnya dengan psikolog yang tidak dapat memberikan obat-obatan karena tidak memiliki kemampuan medis. Psikiater adalah satu-satunya pekerja kesehatan mental yang dapat memberikan obat sebagai terapi untuk pasiennya.

Sedangkan psikologi berangkat dari ilmu sosial yang mempelajari sisi psikologis seseorang (klien), termasuk di dalamnya picture9perilaku dan kognisi insan tersebut. Dalam memahami keadaan klien, psikolog menitikberatkan pada dinamika munculnya masalah atau gangguan dalam kepribadian klien.Seorang psikolog juga menawarkan jasa (mis. konseling) untuk menangani permasalahan-permasalahan sehari-hari pada individu normal secara psikologis, seperti permasalahan pernikahan, pemantapan karir, pemilihan jurusan pendidikan, gangguan belajar, dan lain sebagainya. Psikolog juga memiliki kompetensi untuk meneliti, mengembangkan, dan juga menggunakan alat ukur psikologis yang dibutuhkan untuk melakukan asesmen (pemeriksaan psikologis) pada klien sebagai alat bantu untuk menentukan terapi yang paling efektif untuk penanganan masalah.

Wewenang dan kompetensi psikolog adalah penanganan kondisi daya insani di berbagai bidang, tergantung mayor atau peminatannya. Misalnya:

Psikolog Klinis

menangani permasalahan kesehatan mental insani yang lebih pada aspek non-medis

Psikolog Perkembangan

berkaitan dengan perkembangan aspek psikologis manusia sepanjang hayat, sejak masih bayi hingga tua

Psikolog Pendidikan

memusatkan perhatian pada persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar. Seperti bagaimana seseorang belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran , dan pengelolaan organisasi sekolah. Tidak hanya sebatas pendidikan untuk anak usia sekolah namun juga pendidikan orang dewasa

Psikologi Sosial

mengenai hubungan timbal-balik kelompok atau lingkungan dengan perilaku manusia

Psikologi Industri dan Organisasi

mengenai hubungan antara manusia sebagai sumber daya di sebuah organisasi dengan organisasi itu sendiri. Psikologi industri fokus pada pengembangan, evaluasi dan prediksi kinerja suatu pekerjaan yang dilakukan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana organisasi mempengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya

Perbedaan lain, seseorang yang dibantu oleh psikiater disebut dengan pasien. Sedangkan seseorang yang dibantu oleh psikolog disebut dengan klien. Klien bagi psikolog berarti luas, dapat berupa orang per orang, dapat juga kelompok seperti instansi, perusahaan, badan, dll.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ranah kerja psikolog tidak hanya terbatas pada penanganan manusia dan permasalahannya secara klinis saja. Namun lebih luas, dan pastinya selalu terkait dengan penanganan serta pengembangan kejahteraan kesehatan mental insani, baik ia sebagai individu yang mandiri maupun individu yang terikat dengan suatu kelompok (masyarakat, perusahaan, organisasi, pernikahan, dll.).

Kapan kita harus ke psikolog dan kapankah kita harus ke psikiater?
Semua kembali ke diri sendiri, kepada siapa kita merasa lebih nyaman untuk membicarakan masalah. Sebelum memutuskan kita perlu mengetahui harapan akhir apa yang ingin diperoleh, apakah untuk bertemu dengan seseorang yang mau mendengarkan dan berempati terhadap kita serta membantu menemukan solusi, atau kita merasa perlu menerima bantuan medis melalui pengobatan dan lain sebagainya. Kedua profesi ini mempunyai kode etik untuk merekomendasikan pasien yang tidak dapat mereka tangani, baik karena keterbatasan kapabilitas maupun karena alasan lain yang sifatnya pribadi, ke rekan atau profesi lain yang lebih sesuai.
[AFC ed.by.rlb]